Biasanya, dulu rata-rata ponsel membutuhkan sekitar waktu 3 jam untuk bisa mengisi kembali daya baterai hingga penuh. Dan disarankan, untuk tidak menggunakan ponsel selama proses charging agar baterai segera cepat terisi. Namun, gaya hidup masa kini yang serba menuntut untuk selalu online, rasa-rasanya membuat kita tidak bisa terpisahkan dari menggunakan gadget meskipun hanya untuk waktu 3 jam saja. Maka itu, adanya teknologi pengisian daya cepat alias ‘fast charging’ sangatlah membantu bagi para pengguna ponsel kelas berat, dan salah satu teknologi pengisian daya cepat yang paling populer adalah ‘Quick Charge’.

Ada beberapa produk ponsel yang telah menerapkan teknologi Quick Charge versi 2.0 sebagai fitur andalannya, seperti Samsung Galaxy Note Edge, Google Nexus 6, Motorola Droid Turbo, Samsung Galxy Note 4, Sony Xperia Z3 dan Z3 Compact, HTC Desire Eye, HTC One M 8, dan New Moto X. Qualcomm pembesut dari teknologi Quick Charge, baru-baru ini telah mengumumkan peluncuran teknologi pengisian daya cepat terbarunya, ‘Quick Charge 3.0’, yang menjanjikan banyak peningkatan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Ingin tahun lebih mendalam tenatng teknologi Quick Charge 3.0? Simak ulasannya berikut ini :
Apa itu Quick Charge?
Dengan Quick Charge, maka akan memungkinkan untuk arus tingkat tinggi bisa mengalir ke baterai, dalam upaya untuk memaksimalkan efisiensi pengisian daya. Produk terbaru Quick Charge juga cenderung mengisi baterai pada tegangan yang lebih tinggi, sehingga memungkinkan tingkat yang lebih tinggi dari transfer daya melalui kabel yang biasa digunakan.
Meski begitu, yang perlu diperhatikan adalah baik dari ponsel maupun charger yang digunakan harus kompatibel, dengan voltase dan arus pengisian daya yang sama. Misalnya saja, jika ponselmu telah mendukung pengisian pada 9V/2A, namun kamu hanya memiliki charger dengan output 1A saja, maka prosesnya bisa membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebaliknya, mencolokkan charger 2A ke ponsel yang hanya menerima tegangan 0.7A, juga tidak akan membuat pengisian daya menjadi lebih cepat.
Quick Charge dirancang untuk mengoptimalkan kekuatan transfer daya dalam tahap awal pengisian, memungkinkan pengguna untuk mencopot perangkat mereka dengan kapasitas baterai yang memadai setelah waktu yang sebentar.
Qualcomm mengklaim bahwa Quick Charge besutannya mampu mengisi daya baterai dari beberapa perangkat hingga mencapai kapasitas 80 % hanya dalam waktu 35 menit saja. Namun mereka tidak membicarakan tentang waktu total pengisian daya hingga 100 %, karena sebenarnya hasilnya kurang begitu mengesankan. Perlu kamu tahu, transfer daya dalam tahap akhir pengisian baterai kebanyakan lebih rendah terlepas dari jenis teknologi charging yang digunakan, oleh karena itulah mengapa Quick Charge bisa meningkatkan pengisian baterai hingga 50% atau lebih cepat, namun masih akan butuh waktu yang lebih dari satu jam untuk bisa mengisi baterai ponselmu hingga penuh (100%).
Quick Charge 3.0
Kini teknologi Quick Charge telah sampai pada generasi ketiga. Qualcomm menawarkan peningkatan hingga empat kali lipat dalam masalah pengisian daya jika dibandingkan dengan charger konvensional dengan menggunakan teknologi Quick Charge 3.0, dimana ini meningkat 40 % lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi Quick Charge generasi pertama. Namun salah satu hal yang menarik untuk dicatat adalah, Qualcomm tidak menggembar-gemborkan soal peningkatan besar-besaran dalam waktu pengisian dibandingkan dengan Quick Charge versi 2.0, sebaliknya perusahaan tersebut kali ini justru berfokus pada soal peningkatan efisiensi.
Fitur baru unggulan dari Quick Charge 3.0 adalah INOV (Intelligent Negotiation for Optimum Voltage), yang mana akan memungkinkan untuk penyetelan output daya yang diperhalus dan siklus pengisian daya yang lebih dioptimalkan. Perlu diketahui, baterai yang berbeda membutuhkan tegangan pengisian yang berbeda pula. Kalau versi 2.0 mendukung empat model di berbagai tingkatan daya, yakni opsi 5 volts/2 Ampere, 9V/2A, 12V/1.67A, dan 20 volt, maka untuk versi 3.0 dengan fitur INOV nya bisa berkomunikasi dengan perangkat untuk meminta setiap tegangan yang berada pada rentang antara 3.2 V hingga 20V dengan kelipatan 200mV, memungkinkan untuk pilihan tegangan yang jauh lebih luas.
INOV juga memiliki manfaat tambahan yakni mampu secara dinamis menyesuaikan tegangan pengisian selama siklus pengisian baterai. Seiring bertambahnya daya baterai, maka secara perlahan akan mengurangi tegangan sedikit demi sedikit, itulah yang menjadi alasan mengapa diperlukan waktu yang lebih lama untuk mengisi 20 % terakhir daya baterai dibanding awal pengisian. Qualcomm menyatakan bahwa teknologi baru tersebut memungkinkan ponsel untuk hanya meminta tegangan secukupnya untuk mencapai arus pengisian yang diinginkan, sehingga memaksimalkan efisiensi.
Hal ini berguna karena bisa mengurangi jumlah energi yang terbuang saat pengisian. Sebelumnya, kelebihan daya yang tidak digunakan untuk mengisi baterai akan menghilang sebagai panas, sehingga membuat ponselmu menghangat, dan mengurangi usia baterai. Dengan mengerahkan lebih banyak kontrol atas efisiensi pengisian, maka daya yang terbuang akan lebih kecil, sehingga lebih sedikit menghasilkan panas. Qualcomm menyatakan bahwa versi 3.0 bisa hingga 38 % lebih efisien daripada versi  2,0, yang merupakan penghematan energi yang cukup besar. Efisiensi energi ini merupakan benar-benar fitur baru utama yang ditawarkan oleh  Quick Charge 3.0, namun ini juga masih sangat penting karena baterai yang lebih dingin akan bertahan lebih lama daripada yang panas. Quick Charge 3.0 direncanakan akan tersedia pada ponsel yang menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 820, 620, 618, 617, dan 430.
Untuk sekedar informasi, berikut ini akan kami berikan tentang perbandingan teknologi Quick Charge mulai dari versi 1.0, 2.0, hingga 3.0 :
Quick Charge 3.0 |
Quick Charge 2.0 |
Quick Charge 1.0 |
|
Voltase | 3.2v – 20v dynamic | 5V / 9V/ 12V | 5V |
Daya maksimal | 18W | 18W | 10W |
Prosesor | Snapdragon 820, 620, 618, 617, and 430 | Snapdragon 200, 400, 410, 615, 800, 801, 805, 808 and 810 | Snapdragon 600 |