≡ Menu

Menguak Teknologi Canggih Dari Kamera Smartphone

ISO dan kecepatan bidik

Aperture merupakan bagian dari tiga hal yang sangat mempengaruhi pada hasil foto, sedangkan dua hal yang lain adalah ISO dan kecepatan bidik atau disebut dengan istilah shutter speed. Shutter speed berfungsi untuk menentukan seberapa lama kamera bisa mempertahankan agar lensa tetap terbuka untuk mengambil sebuah gambar, dan ISO untuk menentukan seberapa sensitif kameramu untuk cahaya yang tersedia. Banyak aplikasi kamera yang bisa memungkinkanmu untuk menyesuaikan kedua hal ini.

Semakin besar angka ISO nya, maka kameramu akan semakin sensitif terhadap cahaya. Jadi misalnya saja, jika kamu memotret dengan angka ISO 100,  maka kamera membutuhkan waktu satu detik untuk menangkap objek gambar, sementara jika memotret dengan ISO 800, maka hanya butuh sekitar 0.125 detik. Meski begitu, tambahan sensitivitas ini juga ada bayarannya, yakni munculnya banyak noise. Jika kamu memotretd dengan jumlah ISO yang sangat tinggi, maka kamu akan melihat banyak noise, sehingga mengakibatkan gambarnya seperti berpasir. Berbagai jenis kamera mengatasi masalah noise ini dengan beberapa cara, namun ada satu acuannya : jika dengan menggunakan ISO besar, noise nya tidak bisa terelakkan lagi, maka sebaiknya gunakan jumlah ISO yang serendah mungkin.

Hal lain yang bisa kamu ubah adalah kecepatan bidik. Semakin lama shutter kameramu terbuka, maka semakin banyak cahaya yang akan ditangkap, namun hal itu juga bisa membuat kameramu lebih rentan terhadap getaran dan gerakan yang kabur. Jadi, jika ingin memotret sebuah aksi, maka gunakan kecepatan bidik atau rana yang cepat; untuk pemotretan dalam cahaya rendah atau mencoba untuk mengambil gambar dari petir atau kembang api, maka coba kecepatan rana yang lama untuk menghasilkan hasil foto yang terbaik.

Image Stabilization (stabilisasi gambar)

Ada dua jenis dari Image Stabilization, yakni stabilisasi gambar digital (digital image stabilization), yang menggunakan perangkat lunak untuk mengimbangi sedikit getar dan menjaga foto tersebut agar stabil, dan optical image stabilization, yang menggunakan cara mekanis untuk menjaga lensa tetap stabil.

Optical Image Stabilization biasanya lebih baik daripada digital stabilization, terutama saat dalam kondisi minim cahaya karena labih bisa meredam munculnya blur saat kamera terus goyang (tidak satbil).

HD dan 4K

Tentu kamu sering mendengar kamera ponsel yang memiliki kualitas HD atau 4K. HD dan 4K merupakan ukuran resolusi kamera, seperti halnya mega piksel, namun keduanya digunakan untuk menggambarkan hasil rekaman video. HD yang merupakan singkatan dari High Definition berarti memiliki resolusi 1.920 x 1.080 piksel, sedangkan 4K atau juga disebut dengan UltraHD jumlahnya dua kali lipat dari itu, yakni : 3.840 x 2. 160 piksel.

Keuntungan utama dari kamera beresolusi 4K adalah bahwa kamu bisa melakukan zoom in secara dramatis dengan resolusi 4K, dan kamu pun masih bisa menggunakan rekaman kualitas HD, sehingga membuat opsi kreasimu masih tetap terbuka. Kelemahan dari rekaman 4K, proses merekamnya membutuhkan ruang memori dua kali lipat lebih besar dibanding dengan HD, jadi bukan pilihan bagus bagi ponsel dengan kapasits memori yang terbatas.

Format RAW

Sebagian besar foto hasil kamera smartphone disimpan dalam format JPEG, namun beberapa smartphone high end juga bisa merekam dalam format RAW. RAW adalah pilihan yang lebih baik bagi fotografer profesional karena hanya merekam apa yang sensor kamera lihat. Sedangkan gambar JPEG dioptimasi dan dikompres untuk menghemat ruang. Selain itu, RAW juga bisa memahami lebih banyak tingkat kecerahan, dan akan lebih mudah untuk memperbaiki foto dalam format RAW dibanding dengan JPEG.