Bisa dibilang, dalam dunia smartphone Android, para penggunanya bisa dibagi menjadi tiga kelompok jika itu berbicara dengan masalah root. Kelompok pertama, para pengguna yang ingin untuk me-root dan meng-unlock ponselnya segera setelah membeli ponsel baru atau melakukan update dengan stock firmware. Di kelompok kedua dengan jumlah yang lebih besar, adalah para pengguna yang senang mempertahankan ponselnya sesuai dengan kondisi saat mereka pertama kali membeli dan tidak mau mengutak atiknya, dan menjauh dari yang namanya root. Dan terakhir, kelompok pengguna yang berada di tengah-tengah, yang masih tengah bingung memikirkan, ponselnya di root atau tidak?
Nah, jika kamu tergolong ke dalam kelompok yang nomer tiga, maka berikut ini akan kami ulas lebih lengkap tentang kelebihan dan kekurangan dari root supaya kamu bisa lebih mantap untuk memilih apakah kamu memutuskan melakukan root atau tidak :
Apa itu Root?
Sebelum lebih jauh membahas tentang kelebihan dan kekurangan root, maka alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu istilah root itu sendiri. Istilah ‘root’ berasal dari dunia Linux atau Unix dan digunakan untuk mendeskripsikan pengguna yang memiliki hak “super user†atau izin untuk mengakses ke semua file dan program yang ada dalam software OS. Jadi, root merupakan sejenis prosedur hacking yang bisa kamu lakukan untuk bisa mengakses sistem file yang tersembunyi. Ibarat kata, root seperti halnya kita sedang mencari ‘AKAR’ dari sebuah pohon yang masih terpendam jauh didalam tanah. Dengan melakukan rooting di ponsel Androidmu, maka kamu akan memiliki kemampuan untuk memodifikasi dan merubah file internal dari perangkatmu yang masih terkunci dan tersembunyi.
Kekurangan Root
Ada beberapa alasan bagus mengapa ada orang yang tidak mau me-root ponsel Androidnya. Berikut ini adalah beberapa poin valid yang harus kamu pertimbangkan sebelum mencoba me-root ponselmu :
Root bisa menghanguskan garansi ponsel
Mungkin kamu bisa menghindari semua kemungkinan buruk yang berkaitan dengan root, namun tidak untuk yang satu ini. Kamu akan dipastikan akan kehilangan garansi ponselmu segera setelah kamu me-root ponselmu. Misalnya saja jika kamu telah me-root ponsel yang masih dalam masa periode garansi. Dan, suatu saat ponselmu tiba-tiba mati atau mengalami masalah yang menuntut untuk diperbaiki, maka kamu tidak bisa mengklaim garansinya karena telah menginstal kernel yang dimodifikasi. Namun, ada beberapa metode untuk menarik root dari perangkatmu dan kamu bisa mengklaim kembali garansimu.
Rooting bisa menyebabkan Brick pada perangkat Androidmu
Alasan kuat lain untuk tidak coba-coba me-root perangkatmu adalah terjadinya resiko potensial bisa membuat ponselum Brick. Brick adalah istilah untuk permasalahan atau kerusakan pada software atau hardware ponsel Android sehingga menyebabkan ponselmu bermasalah saat dihidupkan, entah itu sering restart sendiri, layar yang tiba-tiba menghitam (blank screen), dan lain-lain. Memang, ada ratusan bahkan ribuan tutorial internet yang menjelaskan tentang bagaimana tata cara root untuk hampir semua jenis ponsel atau tablet Android. Namun, jika itu ditulis oleh orang yang asal-asalan (tidak berpengalaman), atau tidak mengikuti dengan teliti langkah-langkah root yang sudah dipaparkan, maka hal tersebut justru bisa membuat ponselmu mengalami brick.
Kamu tidak akan mendapatkan update resmi jika melakukan root
Segera ssetelah kamu me-root ponselmu, maka kamu tidak akan bisa menerima update otomatis resmi yang dirilis oleh pabrikan ponsel. Sehingga, kamu harus melakukannya secara manual.
Rooting bisa mengancam keamanan perangkatmu
Kebanyakan dari kita menyimpan data penting dan pribadi seperti password dan detil kartu kredit di smartphone dan ini bisa sangat beresiko. Menurut survey terbaru, sepertiga dari aplikasi Android mengandung tingkat malware tertentu karena mereka membutuhkan data pribadi kita untuk bisa berjalan. Misalnya saja, ada banyak aplikasi keyboard yang akan menyimpan database dari setiap hal yang kamu ketikkan dalam ponsel Androidmu, entah itu kata-kata biasa atau password dan detil login.